LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
ANALISIS SENYAWA KOMPLEKS DENGAN
FTIR
I.
Maksud
Percobaan
Menentukan interaksi ligan dan atom
pusat molekul senyawa kompleks dengan FTIR
II.
Alat
dan Bahan
A. Alat :
-
Spektrofotometer FTIR 1 buah
-
Alat cetak pellet 1 buah
-
Mortar 1
buah
-
Cawan arlogi 1 buah
-
Stopwatch 1 buah
-
Spatula 1 buah
B. Bahan :
-
KBr 400
mg
-
Sampel garam rangkap 1 mg
-
Sampel garam kompleks 1
mg
-
III.
Dasar Teori
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan
atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan
pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering
disebut dengan spektrofotometri. (Basset,1994).
Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan
suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi.
Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan
dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas
untuk komponen yang berbeda . (Khopkar, 2003)
Salah
satu jenis spektroskopi adalah spektroskopi infra merah (IR). spektroskopi ini
didasarkan pada vibrasi suatu molekul. Spektroskopi inframerah merupakan suatu
metode yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang
berada pada daerah panjang gelombang 0.75 - 1.000 µm atau pada bilangan
gelombang 13.000 - 10 cm-1.
Prinsip
kerja spektrofotometer infra merah adalah sama dengan spektrofotometer yang
lainnya yakni interaksi energi dengan suatu materi. Spektroskopi inframerah
berfokus pada radiasi elektromagnetik pada rentang frekuensi 400-4000cm-1,
di mana cm-1 yang dikenal sebagai wavenumber (1/wavelength), yang
merupakan ukuran unit untuk frekuensi. Untuk menghasilkan spektrum inframerah,
radiasi yang mengandung semua frekuensi di wilayah IR dilewatkan melalui
sampel. Mereka frekuensi yang diserap muncul sebagai penurunan sinyal yang
terdeteksi. Informasi ini ditampilkan sebagai spektrum radiasi dari%
ditransmisikan bersekongkol melawan wavenumber.
Spektroskopi
inframerah sangat berguna untuk analisis kualitatif (identifikasi) dari senyawa
organik karena spektrum yang unik yang dihasilkan oleh setiap organik zat
dengan puncak struktural yang sesuai dengan fitur yang berbeda. Selain itu,
masing-masing kelompok fungsional menyerap sinar inframerah pada frekuensi yang
unik. Sebagai contoh, sebuah gugus karbonil, C = O, selalu menyerap sinar
inframerah pada 1670-1780 cm-1, yang menyebabkan ikatan
karbonil untuk meregangkan. (Silverstein, 2002)
Teknik
spektroskopi IR digunakan untuk mengetahui gugus fungsional mengidentifikasi
senyawa , menentukan struktur molekul, mengetahui kemurnian dan mempelajari
reaksi yang sedang berjalan. Senyawa yang dianalisa berupa senyawa organik
maupun anorganik. Hampir semua senyawa dapat menyerap radiasi inframerah.( Mudzakir,
2008 )
Instrumen spektroskopi
IR terdiri dari beberapa komponen:
1.Sumber
Radiasi
a) Meinst
glower
Berbentuk silinder diameter 1 X 2 mm dan
panjang 20 mm
b) Sumber
globar
Berupa batang silikon karbida, panjang 50
mm dan diameter 5 mm
c) Kawat
berpijar
Kawat
nikon yang dipanaskan pada 110 K oleh arus listrik
2.Sampel
Terdiri dari padat, cair dan gas
3.Monokromator
Untuk meminimalkansinar setelah
melewati sampel yang tidak dikehendaki
4.Detektor
Yang sering digunakan dalam IR yaitu:
v Thermal
transducer
v Pyroelectric
transducer
v Bolometer
5.Recorder
( Sitons, M. 2004)
Tidak ada
pelarut yang sama sekali transparan terhadap sinar IR, maka cuplikan dapat
diukur sebagai padatan atau cairan murninya. Cuplikan padat digerus pada
muortar kecil bersama Kristal KBr kering Dalam jumlah sedikit (0,5-2 mg
cuplikan sampai 100 mg KBr kering) campuran tersebut dipres diantara 2 sekrup
memakai kunci kemudian kedua sekrupnya dan baut berisi tablet cuplikan tipis
diletakkan di tempat sel spektrofotometer infrared dengan lubang mengarah ke
sumber radiasi. (Hendayana, 1994)
Suatu
garam yang terbentuk lewat kristalisasi dari larutan campuran sejumlah
ekuivalen dua atau lebih garam tertentu disebut garam rangkap. Sedangkan garam
yang mengadung ion-ion kompleks dikenal sebagai senyawa koordinasi atau garam
kompleks. Misalnya heksamin koballt (III) klorida, Co(NH3)6 Cl3,
dan kalium heksasiano ferat (III), K3Fe(CN)6. (Harjadi,W,1990)
IV.
Cara Kerja
1.
Menyiapkan semua alat dan bahan yang
dibutuhkan serta membersihkannya terlebih dahulu sebelum dipakai
2.
Menimbang KBr ± 200 mg
3.
Mengambil ± 1mg sampel garam rangkap dan
menghaluskannya bersama KBr dengan mortar hingga halus
4.
Membuat pellet dari campuran bahan
tersebut menggunakan alat press dan di pre-vakum selama 2-3 menit
5.
Mengepress pellet dengan pompa hidrolik
dan mengatur tekanannya ± 80 KN selama 5 menit
6.
Menghentikan proses vakum dan
pengepresan lalu mengambil sampel pellet dengan cara mendorongnya dengan pompa
hidrolik
7.
Meletakkan pellet yang sudah jadi pada
sampel holder dan menempatkannya pada lintasan sinar alat FTIR
8.
Melakukan pengukuran dengan alat FTIR
dan mengamati grafik yang terbentuk
9.
Menyimpan data yang dihasilkan dan
melakukan pembahasan terhadap puncak-puncak yang terbentuk
10. Mengulangi
percobaan sekali lagi dengan mengganti sampel garam rangkap menjadi garam
kompleks
VIII.
Daftar
Pustaka
Basset ,J . 1994 . Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta : EGC.
Harjadi, W., 1990, Ilmu Kimia Analitik Dasar, Penerbit
Gramedia, Jakarta
Hendayana,
Sumar, dkk. 1994. Kimia Analitik
Instrumen. Semarang : IKIP Press.
Khopkar. 1990. Konsep
Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta
Silverstein. 2002. Identification of Organic
Compund, 3rd Edition.
John Wiley & Sons Ltd. New York.
Mudzakir , A . 2008 . Praktikum Kimia Anorganik . Bandung ; Jurusan Pendidikan
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II ANALISIS SENYAWA KOMPLEKS DENGAN FTIR
atau lewat sini (donlot lewat ziddu)
Maturnuwun pak mantan ketum :p
BalasHapus