Kamis, 09 Mei 2013

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PENENTUAN DAYA HANTAR SUATU SENYAWA



LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
PENENTUAN DAYA HANTAR SUATU SENYAWA

I.                   Maksud Percobaan
Menentukan jumlah muatan pada larutan sampel

II.                Alat dan Bahan
A.    Alat     :
-          Labu ukur 100 ml                          1 buah
-          Labu ukur 50 ml                            1 buah
-          Gelas beker 250 ml                       10 buah
-          Pengaduk                                      2 buah
-          Sendok                                          2 buah
-          Cawan                                           1 buah
-          Pipet tetes                                     buah
-          Konduktivity meter                      1 buah
B.     Bahan  :
-            Sampel KCl                                  secukupnya
-            Sampel NaCl                                secukupnya
-            Sampel KNO3                              secukupnya
-            Sampel CuSO4.5H2O                   secukupnya
-            Sampel NiSO4.6H2O                    secukupnya
-            Sampel CuCl2.2H2O                     secukupnya
-            Sampel MgCl2.6H2O                    secukupnya    
-            Sampel FeCl3.6H2O                      secukupnya                
-            Metanol                                        secukupnya
-            Aquades                                       secukupnya

III.               Dasar Teori
Daya hantar listrik (DHL) adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat menghantar
listrik. DHL merupakan kebalikan dari hambatan listrik, R, dimana:
R = ρ(L/A)
R = Hambatan jenis
A = Luas penampang
L = Panjang konduktor
Suatu hambatan dinyatakan dalam ohm disingkat Ω, oleh karena itu DHL dapat dinyatakan :
DHL = 1/R= κ.(A/L)
dimana κ= 1/R= ( L/A ) DHL disebut konduktivitas. Satuan DHL dikenal dengan ohm-1, disingkat Ω-1, tetapi secara resmi satuan yang digunakan adalah Siemen , disingkat S, dimana S = Ω-1, maka satuan κ adalah Sm-1(atau Scm-1).
 Konduktivitas digunakan untuk ukuran larutan atau cairan elektrolit. Konsentrasi elektrolit sangat menentukan besarnya konduktivitas, sedang konduktivitas sendiri tidak dapat digunakan untuk ukuran suatu larutan, ukuran yang lebih spesifik yaitu konduktivitas molar Λm. Konduktivitas molar adalah konduktivitas suatu larutan apabila konsentrasi larutan sebesar satu molar, yang dirumuskan sebagai :
Λm=K/C
dimana:
Λm = hantaran molar (Scm2mol-1)
K = konduktivitas spesifik (Scm-1)
C = konsentrasi larutan (mol/L)
Jika satuan volume yang digunakan adalah cm3 maka persamaan yang digunakan adalah :
Λm=1000K/C
dimana:
Λm = hantaran molar (Scm2mol-1)
K = konduktivitas spesifik (Scm-1)
C = Konsentrasi larutan (mol.cm-3)                            ( Tim kimia Anorganik 2,2013)
Besarnya daya hantar jenis dapat dicari dari tahanan larutan. Jadi dengan mengukur tahanan larutan dapat ditentukan daya hantar ekivalen. Untuk ini biasanya dipakai jembatan wheat stone.
Daya hantar suatu larutan tergantung dari:
a.       Jumlah ion yang ada
b.      Kecepatan dari ion pada beda potensial antara kedua elektroda Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan ion adalah:
1.      Berat dan muatan ion
2.      Adanya hidrasi
3.      Orientasi atmosfer pelarut
4.      Gaya tarik antar ion
5.      Temperatur
6.      Viskositas                                                                                              (Pike,1991)
Konduktivitas molar elektrolit tidak tergantung pada konsentrasi. Jika K tepat sebanding dengan konsentrasi elektrolit. Walaupun demikian pada praktiknya, konduktivitas molar bervariasi terhadap konsentrasi, salah satu alasannya adalah jumlah ion dalam larutan mungkin tidak sebanding dengan konsentrasi larutan elektrolit, misalnya konsentrasi ion dalam larutan asam lemah tergantung pada konsentrasi asam secara rumit dan penduakalian konsentrasi nominal asam itu tidak menduakalikan jumlah ion tersebut. Kedua, karena ion saling berinteraksi dengan kuat, maka konduktivitas larutan tidak tepat sebanding dengan jumlah ion yang ada.
Pengukuran konduktivitas mula-mula pada konsentrasi menunjukkan adanya dua golongan elektrolit yaitu:
-          Elektrolit kuat
Konduktivitas mula-mula elektrolit kuat hanya sedikit berkurang dengan bertambahnya konsentrasi
-          Elektrolit lemah
Konduktivitas molar elektrolit lemah normal pada konsentrasi mendekati nol, tetapi turun tajam sampai nilai terendah saat konsentrasi bertambah.(Atkins,1987)
Jika larutan diencerkan maka untuk elektrolit lemah α-nya semakin besar dan untuk elektrolit kuat gaya tarik antar ion semakin kecil. Pada pengenceran tidak terhingga, daya hantar ekivalent elektrolit hanya tergantung pada jenis ionnya. Masing-masing ion mempunyai daya hantar ekivalent yang tergantung pada:
-          Jumlah ion yang ada
-          Kecepatan ion pada beda potensial antara kedua elektroda yang ada Jumlah ion yang ada tergantung dari jenis elektrolit (kuat/lemah) dan konsentrasi selanjutnya pengenceran baik untuk elektrolit lemah/kuat memperbesar daya hantar dan mencapai harga maksimum pada pengenceran tak berhingga.(Sukardjo,1990)
Penghantar logam disebut penghantar kelas utama, dalam penghantar ini listrik mengalir sebagai electron. Tekanan dari penghantar ini bertambah dengan naiknya temperatur. Larutan elektrolit juga dapat menghantarkan listrik, penghantar ini disebut penghantar kedua. Dalam penghantar ini disebabkan oleh gerakan dari ion-ion kutub satu ke kutub lainnya. Berbeda dengan penghantar logam, penghantar elektrolit tahanannya berkurang bila temperature naik. Daya hantar listrik suatu larutan tergantung dari:
1.         Jumlah ion yang ada. Jumlah ion yang ada tergantung dari elektrolit (kuat/lemah) dan konsentrasi. Pengenceran larutan baik untuk elektroda memperbesar daya hantar dan mencapai harga maksimal pada pengancaran tak tarhingga.
2.         Kecepatan dari ion pada beda potensial antara kedua elektroda.( Tony Bird, 1997)

IV.              Cara Kerja
1.      Menimbang sampel yang akan dilarutkan sesuai hasil perhitungan
2.      Membuat larutan standart sampel masing masing sebesar 5.10-3M dengan melarutkan sampel dalam labu ukur 100 ml dengan menambahkan aquades hingga batas
3.      Menguji konduktifitas pelarut dengan mencelupkan konduktivity meter pada pelarut tersebut
4.      Menguji konduktifitas larutan standart sampel dengan mencelupkan konduktivity meter pada larutan tersebut
5.      Mencatat hasil pengukuran pada tabel data percobaan
6.      Membilas alat konduktivity meter dengan pelarut sebelum digunakan untuk menguji sampel yang lain
7.      Mengolah data hasil percobaan untuk mengetahui konduktivitas molar suatu senyawa dalam pelarut aquades
8.      Mengulangi langkah 1-7 dengan mengganti pelarut methanol 50 ml

VIII.    Daftar Pustaka
Atkins,P W.1987.Physical Chemistry,3rd.
Pike M Ronald,dkk.1991.Microscale Inorganic Chemistry.
Sukardjo. 1990. Kimia Anorganik. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Tim Kimia Anorganik 2.2013.Modul Praktikum Kimia Anorganik 2.FMIPA UNS. Surakarta.
Tony, Bird. 1987. Kimia Fisika Untuk Universitas. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.


untuk mengunduh dokumen lengkapnya bisa lewat link d bwah ini 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar