LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
PENENTUAN DAYA HANTAR SUATU SENYAWA
I.
Maksud
Percobaan
Menentukan jumlah muatan pada larutan
sampel
II.
Alat
dan Bahan
A. Alat :
-
Labu ukur
100 ml 1
buah
-
Labu ukur
50 ml 1
buah
-
Gelas beker
250 ml 10 buah
-
Pengaduk 2
buah
-
Sendok 2 buah
-
Cawan 1
buah
-
Pipet
tetes
buah
-
Konduktivity meter 1 buah
B. Bahan :
-
Sampel KCl secukupnya
-
Sampel NaCl secukupnya
-
Sampel KNO3 secukupnya
-
Sampel CuSO4.5H2O secukupnya
-
Sampel NiSO4.6H2O secukupnya
-
Sampel CuCl2.2H2O secukupnya
-
Sampel MgCl2.6H2O secukupnya
-
Sampel FeCl3.6H2O secukupnya
-
Metanol secukupnya
-
Aquades
secukupnya
III.
Dasar Teori
Daya
hantar listrik (DHL) adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat menghantar
listrik. DHL merupakan
kebalikan dari hambatan listrik, R, dimana:
R = ρ(L/A)
R = Hambatan jenis
A = Luas penampang
L
= Panjang konduktor
Suatu hambatan
dinyatakan dalam ohm disingkat Ω, oleh karena itu DHL dapat dinyatakan :
DHL = 1/R= κ.(A/L)
dimana κ= 1/R= ( L/A )
DHL disebut konduktivitas. Satuan DHL dikenal dengan ohm-1, disingkat Ω-1,
tetapi secara resmi satuan yang digunakan adalah Siemen , disingkat S,
dimana S = Ω-1, maka satuan κ adalah Sm-1(atau Scm-1).
Konduktivitas digunakan untuk ukuran larutan
atau cairan elektrolit. Konsentrasi elektrolit sangat menentukan besarnya
konduktivitas, sedang konduktivitas sendiri tidak dapat digunakan untuk ukuran
suatu larutan, ukuran yang lebih spesifik yaitu konduktivitas molar Λm. Konduktivitas
molar adalah konduktivitas suatu larutan apabila konsentrasi larutan sebesar
satu molar, yang dirumuskan sebagai :
Λm=K/C
dimana:
Λm = hantaran molar
(Scm2mol-1)
K = konduktivitas
spesifik (Scm-1)
C = konsentrasi larutan
(mol/L)
Jika satuan volume yang digunakan adalah cm3 maka
persamaan yang digunakan adalah :
Λm=1000K/C
dimana:
Λm = hantaran molar
(Scm2mol-1)
K = konduktivitas
spesifik (Scm-1)
C
= Konsentrasi larutan (mol.cm-3) (
Tim kimia Anorganik 2,2013)
Besarnya daya hantar jenis dapat dicari dari tahanan larutan. Jadi dengan
mengukur tahanan larutan dapat ditentukan daya hantar ekivalen. Untuk ini
biasanya dipakai jembatan wheat stone.
Daya hantar
suatu larutan tergantung dari:
a.
Jumlah ion yang ada
b.
Kecepatan dari ion pada beda potensial antara kedua elektroda Faktor-faktor
yang mempengaruhi kecepatan ion adalah:
1. Berat dan muatan ion
2. Adanya hidrasi
3. Orientasi atmosfer pelarut
4. Gaya tarik antar ion
5. Temperatur
6. Viskositas (Pike,1991)
Konduktivitas molar elektrolit tidak tergantung pada konsentrasi. Jika K
tepat sebanding dengan konsentrasi elektrolit. Walaupun demikian pada
praktiknya, konduktivitas molar bervariasi terhadap konsentrasi, salah satu
alasannya adalah jumlah ion dalam larutan mungkin tidak sebanding dengan
konsentrasi larutan elektrolit, misalnya konsentrasi ion dalam larutan asam
lemah tergantung pada konsentrasi asam secara rumit dan penduakalian
konsentrasi nominal asam itu tidak menduakalikan jumlah ion tersebut. Kedua,
karena ion saling berinteraksi dengan kuat, maka konduktivitas larutan tidak
tepat sebanding dengan jumlah ion yang ada.
Pengukuran konduktivitas mula-mula pada konsentrasi menunjukkan adanya dua
golongan elektrolit yaitu:
-
Elektrolit kuat
Konduktivitas
mula-mula elektrolit kuat hanya sedikit berkurang dengan bertambahnya
konsentrasi
-
Elektrolit lemah
Konduktivitas
molar elektrolit lemah normal pada konsentrasi mendekati nol, tetapi turun
tajam sampai nilai terendah saat konsentrasi bertambah.(Atkins,1987)
Jika larutan diencerkan maka untuk elektrolit lemah α-nya semakin besar dan
untuk elektrolit kuat gaya tarik antar ion semakin kecil. Pada pengenceran
tidak terhingga, daya hantar ekivalent elektrolit hanya tergantung pada jenis
ionnya. Masing-masing ion mempunyai daya hantar ekivalent yang tergantung pada:
-
Jumlah ion yang ada
-
Kecepatan ion pada beda potensial antara kedua elektroda yang ada Jumlah ion
yang ada tergantung dari jenis elektrolit (kuat/lemah) dan konsentrasi
selanjutnya pengenceran baik untuk elektrolit lemah/kuat memperbesar daya
hantar dan mencapai harga maksimum pada pengenceran tak berhingga.(Sukardjo,1990)
Penghantar logam disebut penghantar kelas utama, dalam penghantar ini
listrik mengalir sebagai electron. Tekanan dari penghantar ini bertambah dengan
naiknya temperatur. Larutan elektrolit juga dapat menghantarkan listrik,
penghantar ini disebut penghantar kedua. Dalam penghantar ini disebabkan oleh
gerakan dari ion-ion kutub satu ke kutub lainnya. Berbeda dengan penghantar
logam, penghantar elektrolit tahanannya berkurang bila temperature naik. Daya
hantar listrik suatu larutan tergantung dari:
1.
Jumlah ion yang ada. Jumlah ion yang ada tergantung
dari elektrolit (kuat/lemah) dan konsentrasi. Pengenceran larutan baik untuk
elektroda memperbesar daya hantar dan mencapai harga maksimal pada pengancaran
tak tarhingga.
2.
Kecepatan dari ion pada beda potensial antara kedua
elektroda.( Tony Bird, 1997)
IV.
Cara Kerja
1.
Menimbang
sampel yang akan dilarutkan sesuai hasil
perhitungan
2.
Membuat larutan standart sampel masing
masing sebesar 5.10-3M dengan melarutkan sampel dalam labu ukur 100 ml dengan menambahkan aquades hingga batas
3.
Menguji konduktifitas pelarut dengan
mencelupkan konduktivity meter pada pelarut tersebut
4.
Menguji konduktifitas larutan standart
sampel dengan mencelupkan konduktivity meter pada larutan tersebut
5.
Mencatat hasil pengukuran pada tabel
data percobaan
6.
Membilas alat konduktivity meter dengan
pelarut sebelum digunakan untuk menguji sampel yang lain
7.
Mengolah data hasil percobaan untuk
mengetahui konduktivitas molar suatu senyawa dalam pelarut aquades
8.
Mengulangi langkah 1-7 dengan mengganti
pelarut methanol 50 ml
VIII.
Daftar
Pustaka
Atkins,P W.1987.Physical Chemistry,3rd.
Pike M Ronald,dkk.1991.Microscale Inorganic
Chemistry.
Sukardjo. 1990.
Kimia Anorganik. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Tim Kimia Anorganik 2.2013.Modul
Praktikum Kimia Anorganik 2.FMIPA UNS. Surakarta.
Tony, Bird. 1987. Kimia Fisika Untuk
Universitas. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
untuk mengunduh dokumen lengkapnya bisa lewat link d bwah ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar